Menyenangkan pengalaman hari ini. Kami kedatangan teman dari komunitas DAC (Deaf Art Community). Kakak-kakak sungguh luar biasa, komunitas ini berkomunikasi menggunakan tangan, jari-jari dipadu dengan bahasa bibir kebanyakan orang menyebutnya bahasa isyarat. Ketika aku berada diantara mereka, aku seperti orang asing yang tak mengerti apa-apa. Dengan gerakan tangan dan jari yang membentuk pola tertentu mereka berkomunikasi, trampil dan cepat. Mereka berbicara satu-sama lain dan saling mengerti. Aku tak mengerti yang mereka bicarakan. Bersyukur mereka mau megajarkan kepada kami bahasa isyarat. Kami pun belajar bahasa isyarat dengan mereka.
Kakak-kakak DAC mulai dengan bercerita. Cerita mereka menggunakan bahasa isyarat yang dipadu dengan tarian dan musik. Setelah mereka selesai “menari” kami bertepuk tangan dengan mengangkat tangan dan menggoyang-goyangkannya. Asyik sekali… ehm, tapi aku belum mengerti yang diceritakan kakak-kakak itu. Pak Broto membantu kami menerjemahkan dengan bahasa yang aku bisa mengerti.
Ternyata kakak-kakak itu bercerita tentang pengalaman sebagai tuli yang sering dipandang menjijikan dan cita-cita mereka untuk merubah pandangan masyarakat bahwa mereka sama seperti yang lain yang juga memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, berkembang dan berkarya. Mereka menggambarkan cita-cita itu seperti metamorfosa kupu-kupu. Kupu-kupu yang indah, dikagumi dan bisa terbang itu sebelumnya adalah ulat yang dianggap menjijikkan dan sering dijahui. Mereka ingin menjadi kupu-kupu. Aku jadi terharu mendengar itu.
Satelah kakak-kakak cerita melalui pentas tarinya, kami diajak belajar bahasa isyarat.
Tiga jam bersama tidak terasa. Mereka sungguh sabar dan telaten mengajarkan pada kami. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan bagi kami.
Semoga kamipun dapat berbicara dengan teman-teman tuli dengan bahasa yang biasa dan bisa mereka mengerti. Bahasaku dan bahasamu tampaknya berbeda tetapi kalau berangkatnya dari hati bahasa kita sama, bahasa manusia, bahasa kasih. Terima kasih kakak-kakak komunitas DAC.
Sanggar Anak Alam, 25-09-2014
Yudhistira Aridayan
Fasilitator SALAM
Diskusi
Belum ada komentar.